Rabu, 28 Juli 2010

Kenduri Cinta

Sedulurku tercinta, ketika aku melihat kabar di koran di televisi tentang keburukan-keburukan, hampir saja aku percaya dunia ini sudah rusak: perampokan, pembunuhan, pencabulan, pemerkosaan, pencopetan, amuk masa, korupsi, kekerasan rumah tangga, tabrak lari, perselingkuhan, penyebaran vedio porno dan lain sebagainya.

Ternyata tidak demikian, dunia terlalu luas untuk dikotori oleh berita yang tidak menyenangkan ini, ternyata pada akhirnya siapa pun yang mengotori kehidupan ini mereka akan memanen keburukan itu sendiri, tidak secara keseluruhan. Tuhan memiliki sifat rububiyah: Dia mencipta, menyediakan sarana, membenahinya dan menyempurnakannya, abadi.

Siapapun yang mengotori samodra, maka kotoran itu akan dihantarkan gelombang ke pinggir pantai, sepertinya samodra mengatakan: siapa ini yang mengotoriku! Kepercayaanku ini juga atas pernyataan Tuhan sendiri: Dia tidak akan memberikan kerusakan pada suatu negri, selagi masih saja ada orang yang berbuat kebaikan.

Menurutku, dunia sedemikian melimpah kebaikan ini, sehingga kalau toh ada keburukan, itu sebenarnya adalah kebaikan yang tidak mendapat ruang, atau kejahatan itu sebenarnya adalah kebaikan yang belum terkuak kedoknya, jadinya keburukan itu sangat temporal, karena Tuhan adalah kebaikan mutlak yang abadi.

Dalam perjalanan hidupku, aku bagai menyelami ke dalam samudra, di mana aku temukan mutiara-mutiara yang tak terhingga banyaknya sampai-sampai pada kesimpulan: di pinggir pantai memang banyak bukur-bukur itu, tetapi kosong dari mutiara. Maknanya banyak hal-hal yang tak termediakan tetapi memiliki peradaban yang amat luhur, yang menjadi titik tumpu rahmat Allah diturunkan di bumi ini, tetapi juga banyak keburukan itu diberitakan, tetapi itu akan mengenahi diri yang berbuat itu sendiri.

Aku menemukan salah satu mutiara itu, yakni sebuah kebersamaan yang merangkum keberagaman yang sangat indah, dimana tema utamanya adalah Cinta. Semua keberadaan diberi ruang, antara yang ranah rahman dan ranah rahim, jadilah bismillahirrahmanirrahim. Sabda Kanjeng Nabi: sesuatu kalau tidak dilandasi dengan bismillah irrahmanirrahim maka akan terputus dari rahmat Tuhan. Kebersamaan ini dan keragaman ini menjadi sumber kebaikan, goodness from assosiation. Siapapun boleh hadir dalam kemesraan ini: agamanya apa, parpolnya apa, ormasnya apa, pendapatnya apa dan lain sebagainya.

Mozaik musiknya juga sangat eksotik: rebana bisa, musik bambu Plompong bisa, jazz bisa, pop bisa, gambang kromong betawi bisa dan lain sebagainya. Semua menjadi sarana untuk mengantarkan keindahan yang bisa menebar wangi pada jiwa-jiwa secara universal. Memang acara ini nampak sederhana bahkan kecil, namun menjadi oase bagi yang dahaga dalam Kesatuan--atau Tauhid itu.

Komunitas ini menjadi semacam reoni bagi jiwa-jiwa yang rindu akan keuniversalan Tuhan, bukan subyektif, bukan sektarianis dan primordial. Persoalan yang dibahas dalam mencari solusi kesalehan bisa pribadi, bisa sosial, sampai pada kenegaraan bahkan dunia dan keakheratan. Kalau boleh aku gambarkan, kenduri ini bagai kegelisahan seekor burung emprit yang mengambil tindakan nyata kala mendengar Ibrahim akan dibakar oleh api Namrud, sampai-sampai perhelatan ini bisa bertahan dari jam 20.00 sampai jam 3 dini hari, bahkan tak jarang sampai kenthong subuh.

Burung emprit dengan paruhnya yang kecil akan mematuk air samudra, dan akan menyiramkan api Namrud, supaya Ibrahim khalilullah ini selamat. Maknanya, kenduri Cinta ini digelar, diniatkan akan meredam gejolak api apa saja yang diindikasikan membakar kemuliaan kemanusiaan, agar manusia damai, negara damai, dan dunia damai.....

Kawan-kawan, Kenduri Cinta ini bagian dari upaya seorang pengembara Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, bersama-sama dengan orang-orang yang mau bersama untuk menegakkan Cinta menjaga Indonesia, di halaman TIM Cikini Jakarta, yang digelar setiap jum'at kedua dalam setiap bulannya, yang pada hari ini sedang punya gawe ulang tahunnya ke 10.....

Selamat Ulang Tahun Kenduri Cinta, aku selalu menemanimu dalam upaya cinta yang telah dilaksanakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar