Minggu, 25 Juli 2010

Kehadiran Cinta

Sedulurku tercinta, seorang santri yang aku rawat sejak kecil datang menceritakan kematian istrinya yang hafal Qur'an itu. Anakku itu menikah atas dasar suka sama suka, santri sama santri, namun ketika memasuki masa-masa bulan madu--hanya selayang pandang--istrinya itu mengalami sakit bocor jantungnya, sehingga bulan madu dihiasi keluar masuk rumah sakit.

Dengan setianya anakku itu merawat istrinya--keluar masuk rumah sakit--selama tiga tahun, luar biasa--termasuk beayanya itu. Anehnya selama sakit itu, diizinkan Allah mengandung, sehingga bisa dibayangkan akan penderitaan itu. Di tengah sakit istrinya itu pernah mengusulkan anakku--namanya Masrur Muhammad--supaya menikah lagi karena dia merasa sudah tidak bisa melayani dari sisi seksualitas: mas--bisiknya--menikahlah lagi, aku sudah tidak sanggup lagi melayanimu. Tetapi mana mungkin hal itu dilakukan Masrur ini--sapalah dia kawan, di FB--di tengah dia memikirkan kemenyeluruhan dari derita ini.

Sebuah keajaiban terjadi, pada posisi semakin akut bocor jantungnya, istrinya itu melahirkan dengan sempurna tanpa bantuan dokter--cukup bidan saja. Setelah beberapa hari melahirkan dia pamit pulang sama Masrur itu: mas--bisiknya--aku pamit pulang. Ternyata yang dia maksud pulang itu, dia meninggal seraya berpesan titip anaknya dan mengusulkan setelah kematiannya segera menikah lagi.

Selama lima tahun ini Masrur membesarkan anak perempuan itu, dan setiap Jum'at sore menziarahi istrinya yang meninggal itu--belum menikah lagi. Ketika aku mendengarkan dia bertutur dengan melihat sendiri kejadiannya, maka ada benang emas yang menghubungkan antara deritanya dengan suasana hatiku. Aku merasakan pengalaman Masrur itu, seperti aku mengalaminya sendiri. Aku bukan saja membayangkan pikiran atau perasaannya, tetapi melibatkan seluruh diriku dalam pengalaman anak santriku itu. Aku mengalaminya sendiri. Inilah yang biasa aku sebut ilmu menghadirkan atau ilmu khudhuri itu.

Dalam ranah Tuhan, kalau kita mengetahui keberadaan Tuhan dengan bukti akal dan dalil-dalil, pengetahuan ini betapapun hebatnya tidak akan bisa mempengaruhi kehidupan kita. Kecuali, ketika kita merasakan atau mengalami kehadiran Tuhan, baru seluruh eksisitensi kita akan mengalami celupan dan akan merasakan perubahan-perubahan.

Kalau kita hanya bisa membahas hadis-hadis namun tidak merasakan perasaan Kanjeng Nabi dan mengalami pengalaman Kanjeng Nabi, maka pengetahuan ini tidak akan mengantarkan pada perubahan diri kita. Lain halnya andai kita menghadirkan dengan cara itu, maka hati bisa berguncang, berdiri bulu kuduk kita, meregang seluruh otot kita--misalnya--mendengar kisah pertemuan beliau dengan Allah itu. Atau merasakan penderitaan yang dahsyat itu, kita terasa sesak nafas serasa langit jatuh menghimpit kita.

Potensi kehadiran ini sebenarnya setiap orang terbekali kemampuan sampai ke situ, tergantung teraktualisasi atau diabaikan. Apakah kisah istrinya Masrur itu bisa menjadikan kita ikut larut dalam kesedihan. Apakah pengalaman istri ketika mengandung anak-anak kita bisa membuat kita ikut dalam kepayahan itu. Apakah ketika nasib masyarakat di sekitar Lapindo, menjadikan kita empati untuk merasakan penderitaan itu. Apakah kita bisa merasakan sebiji nasi mengalami perjalanan panjang dari petani yang menderita itu sepanjang kehidupan negri ini. Apakah kita sedih ketika melihat tv yang menyiarkan kabar-kabar kejahatan dan kabar-kabar fitnah dengan pembeayaan yang mahal itu. Apakah kita tidak pedih merasakan TKI di Hongkong dan TKW di Saudi Arabia itu yang disiksa majikannya dan diperkosa tuannya itu.

Kalau kita tidak tergetar oleh ini semua, itu tanda bahwa ilmu kehadiran belum bisa kita miliki. Kalau kita tidak tergetar oleh siksaan, pengisolasian, pengusiran, ancaman pembunuhan, dan penyerangan terhadap Kanjeng Nabi dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya, maka kita tidak akan bisa merasakan secara ruhaniyah atas kehadiran Kanjeng Nabi saw, di hati kita, apalagi kehadiran cintanya....

Kawan-kawan, melihat onta dimuati diluar batas lalu dicambuki saja, Kanjeng Nabi terguncang hatinya, dan malamnya tidak bisa tidur....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar