Sedulurku tercinta, pada suatu saat ada seorang juru masak kampung yang hidupnya dihabiskan dalam menyenangkan hati manusia dengan cara melayani umat, dan dia seorang yang hatinya berbunga rindu kepada kekasih Allah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Setiap ada majelis yang disitu disebut sebut nama kekasih Allah maka ia bersimpuh dan larut dalam bahtera cinta tanpa batas itu. Dia melakukan demikian karena di dadanya mengenang semua kucuran cinta dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW dalam banyak hal, makrifatullah, panduan cinta alquran, syafaat agung di hari yang tiada terperi ruwetnya itu.
Dalam suatu waktu seorang ibu juru masak itu lupa akan janjinya memasakkan untuk jamuan makan pada seseorang, karena larut dalam menghadiri majelis sholawatan. Pada saat usai majelis itu dia baru ingat akan janjinya untuk memasakkan, maka berlarilah dia dengan pontang panting dan cincing cincing untuk menyusul ketempat yang menyusuh masak. Dengan menghiba hiba dan disertai derai air mata dia memohon ampun atas kelalaiannya itu. Ternyata yang punya gawe itu malah mohon maaf juga dan sambil tersenyum menyambutnya dengan berkata bahwa semua urusannya sudah diselesaikan oleh seorang perempuan dan dia berharap jangan menangis jangan bersedih, karena segala urusan dia harus kerjakan sudah beres semua oleh perempuan itu.
Lalu juru masak itu bertanya, siapa gerangan yang telah bersedia membereskan urusannya. Kemudian dijawab oleh yang punya gawe bahwa perempuan itu adalah Fatimah Azzahra binti Rasullulah SAW (pada hal beliau sudah meninggal). Siti Fatimah Azzahra itu ketika urusannya sudah selesai pamit dari yang punya gawe bahwa beliau memasak ini sebenarnya mewakili tukang juru masak, karena dia menghormati dan berhitmah kepada Ayahanda Rasullulah SAW maka dia menghormati juru masak tadi mewakili tugas tugasnya sampai selesai.
Kawan kawanku aku yakin seyakin-yakinnya mana kala panjenengan semua melakukan hal yang sama seperti juru masak itu, yang fana pada saat kabar kabar indah dari kekasih Allah bagai mengisi kedahagaan cinta atas rindu itu, maka segala urusanmu, Allah akan menggerakkan semesta untuk membereskan hidupmu. Manakala kau serap percikan kisah cinta ini maka kita pahami cinta bisa menghidupkan dari yang mati. dengarkanlah kawan dengan telinga hatimu dendangku.... Annabi dzakal arus dzikruhu yuhyinnufus, anasara walmajus aslamu baina yadaih.... jawablah kawan, sebagai pantulan cintaku padamu....
Kamis, 20 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar